me
mood swings
wishlist
Me. Myself. Write poem. Love poem. Love him. Love them. Love you.
i'm in love
:: write my own poem-book ::
Tanpamu
Puisi hujan dan kamu
Perahu kecilku
Di mana kamu? (di mana kamu?)
Alangkah indah Alangkah indahnya jadi permaisuri 6 April 99
Monday, August 28, 2006
Aku sudah menepatinya bukan?
Lalu..
Mengapa kabut semakin tebal menggigitku
dan tiada setitik pun berkas sinar di kejauhan
Aku semakin kedinginan, Tuhan
Jangan biarkan ku membeku
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 4:41 AM 16 komentar pembaca
bahwa rasa itu sudah tak ada
mati bersama angin
hembus keringkan airmata
hilang bersama angan
melayang pada awan
biar kuakui pada dunia
perlahan aku mati bersama cinta
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 10:31 PM 8 komentar pembaca
inikah akhir kesabaranku
menghadapimu
dan aku terduduk kelu..
semua masih abu-abu
bahkan aku tak mampu
untuk putarkan waktu
kembali ke lembar biru
aku kuyu
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 7:49 PM 2 komentar pembaca
yang jatuh setiap saat dari pipiku
kau bisa tenggelamkanku
membiarkan ku lenyap
dari setiap detik hidupmu
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 7:46 PM 1 komentar pembaca
mereka menyanyikan lagu bahagia untukmu
aku mendengar itu
walau lamat-lamat
tapi hatiku sangat tersayat
seharusnya
kalau kau bahagia
aku bisa merasa
tapi yang ada
saat kau bahagia
aku sibuk menghapus air mata
singapore 9 agustus 2006
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 8:03 AM 1 komentar pembaca
ingin teriak
teriak
teriak
teriaaaaaaaaaaaak
tapi kau kunci mulutku
hatiku
nyawaku
dan aku mati
memeluk mimpi
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 7:15 AM 1 komentar pembaca
mengapa harus sibuk meminta?
sudah lipat saja tanganmu
simpan saja harapmu
percuma saja menanti
takkan mungkin gunung es itu mencair
menghangati hati
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 1:52 AM 4 komentar pembaca
awan putih bersanding dengan bintang malam
saling bercumbu walau berbeda waktu
seperti kita
kamu dan aku
spore, june 2006
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 7:36 AM 3 komentar pembaca
tertatih
tanpa sadar kakiku terkoyak batu
batu mungil tetapi tajam
menusuk kecil tetapi dalam
sama..
seperti kamu
mengoyak hatiku tajam dan dalam
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 4:22 AM 1 komentar pembaca
untuk akhiri perjalanan panjang ini
hentikan langkah
hitung batu-batu yang terpijak
atur kehidupan yang terkoyak
kembali dalam pelukan cinta abadi...
jika belum,
coba Kau pikir..
aku menunggu jawabmu
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 4:57 PM 1 komentar pembaca
dalam setiap huruf-hurufku
mengalir deras semua rasa itu
kau harus tahu
tanpamu aku kelu
dekap aku dalam rindumu
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 5:55 AM 1 komentar pembaca
dalam sendiri
kumelukis wajah tanpa warna
mencari sudut sudut emas
yang tak pernah bisa terwujud
dan aku mendamba
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 3:42 AM 0 komentar pembaca
dan aku masih di sini duduk menunggu
hadirmu
apakah bulan kuyu itu?
bulan yang layu, sendu, memendam rindu
apa bulan pernah bahagia?
kadang dia berbinar, pancarkan sinar yang hingar bingar
ah,..
aku ingin menggenggam sinarnya
kuberikan padamu
agar diammu menjadi senyum
cuma untukku
27122005
*plis..plisss..*
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 5:48 AM 0 komentar pembaca
Saat rindu tak sanggup menunggu
Kumpulan kata yang tertulis pun beku
Aku menunggu
Sampai datang waktumu
Merengkuh asaku dalam birumu
Singapura
*inthedeepestsadofmissing*
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 11:00 PM 0 komentar pembaca
ingin kubendung
setiap airmata kalian yang jatuh
dan buatkan sungai
untuk kita berenang
menuju rumah abadi
........ surga
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 2:36 AM 3 komentar pembaca
aku ingin menulis puisi tentang cinta
cinta yang sama membelah dua
menghujam tembus alam setia
menanti panas lelehkan saljunya
menghitung bintang cumbu purnama
aku ingin menulis puisi tentang cinta
cinta yang sama
yang itu-itu juga
August 15...
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 6:25 PM 0 komentar pembaca
aku ingin menulis puisi tentang cinta
cinta yang ingin kukubur tapi tak bisa
tetap tumbuh berakar asa
kadang menghamba kini meraja
dan setiap kata terucap seperti nyata
ada.
ada cinta yang ingin kukubur tapi tak bisa.
August 12,....
tahun kelima...
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 6:23 PM 1 komentar pembaca
Malam tadi begitu indah
bintang pun merona merah
menahan malu
Angin malam bersiul-siul
senandungkan lagu merayu
Ah.. aku jadi ikut tersipu
Selamat malam, Cinta...
Semoga mimpimu terangkai manis sampai besok pagi
Sebuah kecup di pipi terasa hangat
sampai ke hati
Eh! Tunggu!
Kuraih satu tanganmu ke atas perutku
Dapatkah kau rasakan itu?
Gerakan lembut di dalam sana
Seakan ikut berbisik
"Selamat malam Ayah... Selamat malam Bunda"
Oh...indahnya...
May 28th 2000
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 1:18 AM 1 komentar pembaca
Malam belum cukup tua
Kau raih lembut tanganku
Melangkah perlahan
Mengikuti alunan air sepanjang Riverside
Tak peduli pada keramaian
Teriak camar dan debur riak yang pecah
di sudut-sudut rivercab biru itu
membentuk sebuah instrumen indah
Mengiringi langkah kita perlahan
Gemuruh air menggelitik dinding cintaku
Angin pun mulai menusuk-nusuk sendi
Kubersandar di sisi lenganmu
"Dingin...."
Kamu tersenyum
Mengecup keningku lembut
Dan hangatmu membias ke dalam tubuhku
Malam belum terlalu tua
dan kamu...
tak pernah usai memberiku cinta...
--Riverside Point, May 19th 2000--
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 8:21 PM 0 komentar pembaca
Tanpamu..
malam ini terasa sepi sekali.
hanya sesekali suara jangkrik memecah kebisuan.
Kadang nyaring. menyentak lamunanku.
Kadang pilu. menggugah sudut hatiku.
Mengusik segala diamku.
Kembalikan kenangan waktu itu.
Saat-saat kau ada bersamaku.
Krik! Krik!
Suara-suara itu semakin lama makin membahana.
berirama di telingaku. mengikuti detak-detak jantungku. terasa semakin bernada.seakan mengajakku melangkah untuk berdansa.
satu... dua... satu.. dua...aku berdansa. berputar. menari.dalam irama ilusi.
aku semakin asyik bermimpi.
Aku terus menari. terbang. melayang.sampai menembus gumpalan awan. halus. lembut.tersentuh oleh ujung-ujung jariku.putih. biaskan cahaya indah di pelupuk mataku.
Aku terus menari. menghibur diri. mengisi sepi.mengukir rasa pada hari-hari ini. tanpamu.aku tenggelam dalam nadaku. terlarut dalam rangkaian kata-kataku.
Aku terus menari. dan akan tetap menari.sampai kau datang mengganti.sampai kau kembali mengusir malam yang sepi.
Jakarta, 25 Juli 1999
*dalam kerinduanku yang terdalam*
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 6:59 AM 1 komentar pembaca
tik!tik!tik!
air hujan belum juga berhenti menjatuhi tubuhku dengan jarum-jarumnya yang bening. basah. dingin. dan bulir-bulirnya mengalir di seluruh sudut mukaku.
tiba-tiba aku jadi ingat kamu. yang tak pernah berhenti menghujaniku dengan ciuman kecilmu. hangat. indah.
ciplak!ciplak!sepasang kaki kecil berlari di depanku. tanpa disengaja air percikannya mengotori separuh gaunku.gaun putihku.
sama putihnya dengan rasa rindu yang ada di hatiku saat ini.aku jadi ingat kamu lagi. yang tak pernah puas memercikkan rindu-rindu di dalam jiwaku. manis. megah.hening.
kutelusuri hari-hari ini sendirian.
menguak kerumunan tawa di depan mata. membelah kumpulan bahagia sekelompok anak-anak kecil yang berlarian di tengah hujan. seakan tak ingat pesan ibunda yang melarang dirinya bermain di bawah siraman air hujan.
yang ada cuma tawa riang penuh kemenangan. ada luka di kaki dan tangan. tapi mereka tak acuh, tak pedulikan apa-apa.
ah, aku jadi ingat bekas lukamu di kaki dan tangan. yang bisa membawa cerita untuk dikenang. nanti. suatu saat nanti.ada tempat berteduh di ujung sana. setengah berlari aku mendekat. duduk beralaskan plastik setengah kering. kuambil kertas dan pena dari saku yang mulai terasa basah.
lagi-lagi aku ingat kamu.
dan ingin menulis tentang kamu.
semuanya tentang kamu
...........
karena memang cuma kamu yang ada dalam otakku.
Inong - Jakarta, 23 Juli 1999
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 6:58 AM 0 komentar pembaca
Perahu kecil itu berlayar
tanpa dayung
tanpa kendali
ke kanan....
ke kiri
Berlayar ikuti hembus angin
dengan satu tujuan
yang ntah kapan bisa digenggam
Saat lelah menyebar rasa
tercipta satu asa
ingin menepi di satu dermaga
yang mulai terlihat di sudut mata
Berlayar
ia berlayar,
perlahan,
mendekat
seiring senyum selamat datang
dan sekuntum bunga indah
di antara bilah-bilah kayu si dermaga
Merapat
ia merapat,
terpikat,
terikat
sudah sampaikah aku di tujuan?
18 Juli 1999
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 9:56 PM 0 komentar pembaca
dan kini,
rindu-rindu yang ada
telah membentuk sebuah cerita indah
sejak kehadiranmu
Kasih,
kau membuat mimpiku
menjadi lebih indah.....
-12 Juli 99-
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 9:54 PM 0 komentar pembaca
gemercik suara air
aliri ujung-ujung jemariku
menyentuh dingin,
menambah suara sepi dalam kalbu
di mana kamu?
lentiknya jemari peri-peri kecil
tiupkan angin di telinga menusuk dingin,
alirkan getar rindu yang meraja
di mana kamu?
sungguh aku bosan menanti
sungguh aku jemu menunggu
duduk termenung menghitung jalannya waktu
tanpa harap tanpa kemungkinan
dan tiada seekorpun burung terbang menuju cakrawala
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 9:35 PM 0 komentar pembaca
dulu aku punya cinta
yang ingin kuberi padamu
bersama seluruh rindu yang sanggup membuat angin berhenti berhembus
bersama seluruh sayang yang mampu membuat ombak kehilangan buih-buih putihnya
bersama seluruh kata yang terukir dalam bilah-bilah hati merahku
(tapi kamu hanya diam)
dulu aku punya cinta
yang sanggup mendentingkan lagu-lagu indah pada setiap tetes embun di pagi yang berkabut
yang mampu menggetarkan ujung-ujung jemari setiap kali gelombangmu mengusik sisi diamku
yang menyusun kata-kata biru yang terpancar tegas dari sudut-sudut kerling matamu
(tapi kamu cuma diam)
dan kini
aku masih punya cinta
...
walau bukan kamu pemiliknya
Jakarta, 10 Mei 99
"seandainya aku bisa berhenti menulis tentang kamu"
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 9:52 PM 0 komentar pembaca
yang menari-nari lincah
berputar tidak kenal lelah
yang bergelayut mesra di lingkar tanganmu
yang menemani detik-detik menuju bahagia,
dan malu-malu saat sudut matamu melirik ke arahku
aku adalah jarum waktumu
yang kau bawa ke dalam alam rindu
ikut menari seperti seorang penari
terhanyut dalam irama kehidupan yang bersemu merah-ungu
habiskan waktu sambil terus menunggu
kutahu......
ada sosok manja di benakmu saat ini
yang sanggup membuat degup keras di dadamu
setiap kali bayangnya melintas di pelupuk mata
adakah rindu begitu riuh berteriak-teriak di hatimu
ataukah rasa yang teramat dalam
tergurat indah di setiap katamu
hingga tak sabar kau hitung sisa hari
satu...
dua...
tiga bulan pasti kan datang,
bisik manjanya pasti kau jelang......
to: Ohio, April 20th 99
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 9:41 PM 0 komentar pembaca
kamu ada
di antara detak jantungku
yang semakin kuat berpacu
waktu namamu terlintas di benakku
kamu ada
di sela hela nafasku
yang semakin cepat menggebu
waktu bayangmu menari di pelupuk mataku
kamu ada
di dalam hatiku
riuh mengiringi denyut nadiku
waktu suaramu terdengar di telinga kananku
kamu ada
di ujung-ujung kukuku
lincah menari mengikuti iramaku
waktu jari-jariku menuliskan puisi ini untukmu
kamu ada
di semua sudut-sudut hidupku
dan untuk seluruh hidupku nanti
aku ingin
kamu tetap ada....
12 April 1999
to: Cincinnati - thank you for calling me to nite....
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 9:38 PM 0 komentar pembaca
Kau tatap mataku dengan benci membaramu
Kau ikat dua tanganku dengan cinta biadabmu
Kau ludahi seluruh mukaku dengan caci-makimu
Kau cabik-cabik hatiku dengan bunga bangkai di bibirmu
Enyahlah dari hatiku..
Aku sanggup berdiri tanpamu
to: the old story
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 9:38 PM 0 komentar pembaca
RINDU (1)
Jangan jauh nanti aku layu
Jangan dekat nanti aku kuyu
Biarkan aku bermain dengan rinduku
Delapan bulan lagi kita bertemu
'Duh indahnya rindu..
to: Cincinnati 7'4'99
RINDU (2)
Menanti, menantilah aku di sini
Merangkai kelopak bunga merahmu satu persatu
Menghitung, aku menghitung hari
Dengan sejuta asa aku menyemai rindu
Rindu untuk kamu....
to: Cincinnati 7-4-99
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 6:54 AM 1 komentar pembaca
duduk di atas bantal-bantal empuk bersarung sutera
meneguk air dingin yang mengalir dari sungai Salsabil
ditemani dayang-dayang cantik
bergaun panjang bersulam emas,
berebut membacakan setiap untaian kata puisiku....
Alangkah indahnya jadi permaisuri
walau cuma dalam puisi...
BundaZidan&Syifa menulisnya jam 9:44 PM 1 komentar pembaca